Rabu, 19 November 2014

Perbandingan Penerapan TIK dalam Pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia

Perbandingan Penerapan TIK dalam Pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia



Penerapan TIK dalam pendidikan di korea selatan sudah sangatlah baik, terlihat dari pelaksanaan dan pemerataan pengaksesan internet bagi semua warga negaranya. Sebagai contoh adanya kerjasama APEC dengan Cyber Education milik korea ICT Korea telah maju dan tingkat penggunaannya cukup tinggi. Informatisasi pendidikan melalui jaringan-jaringan informasi kecepatan-sangat-tinggi merubah pendidikan dari gaya produktif massal yang seragam yang ada sekarang ke gaya yang mengakui individualitas, yang menciptakan lingkungan yang optimal untuk menghasilkan manusia-manusia berkualitas yang akan memimpin masa depan.
            Cyber education diluncurkan setelah Presiden Kim Daejung menekankan pentingnya proyek-proyek ‘e-education’ untuk mengurangi kesenjangan dalam IT di antara anggota-anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada pertemuan puncak ke-7 APEC yang diselenggarakan di New Zealand pada bulan September 1999. Tujuannya ialah untuk memfasilitasi informasi dan ‘know-how’ (pengetahuan) dalam pemanfaatan ICT dalam bidang pendidikan dan untuk menghasilkan guru-guru yang berkualitas yang memiliki latar belakang kuat dalam ICT yang dituntut oleh sistem ekonomi baru. Sekarang Korea menduduki posisi ketua dalam APEC ACEC Consortium yang terdiri atas 4 negara (Korea, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Hongkong).

            Di Indonesia ada beberapa kendala yang menyebabkan TIK  dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Penyebab utamanya antara lain adalah:
  • Kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini.
  • Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.
  • Kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet. Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan.

Berikut Tabel perbandingan TIK dalam pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia:
TABEL 1
Perbandingan Penerapan Tik dalam Pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia :

NO

INDIKATOR
NEGARA
KOREA SELATAN
INDONESIA
1. Awal masuknya Internet dan Komputer Tahun 1970 dengan program Cyber 21 dan White Paper di Institusi Komputer Korea  Tahun 1990 dengan program Radio paket internet di ITB
2. Aplikasi TIK kedalam pendidikan  Juli 1970 (Rancangan), Juli 1996 (Aplikasi Framework act TIK).
1999 (Enforcement Plan TIK pendidikan)
Tahun 2000an diperkenalkan di dalam Distance learning program. Teleconference dengan ISDN dan ASDL
3. Program Program TIK KERIS, RISS, EDUNET, NEIS dan  NABIS e-Learning, e-Library, JARDIKNAS, Distance Learning, dll.
4. Pemerataan Jaringan internet Jaringan internet ultra high-speed sejak tahun 2005 yang bisa diakses dimanapun. Jaringan Home Internet, via telepon rumah, Modem/USB,yang masih memakai jasa produk GSM/CDMA.
5. Pemakaian TIK dalam Pendidikan Menyeluruh Mulai dari kegiatan belajar siswa, guru, sekolah dan orang tua. Terbatas pada fasilitas tambahan dalam kegiatan belajar mengajar
6. Akses internet oleh siswa dalam pembelajaran Disetiap jenjang pendidikan, baik negeri atau pun swasta Lebih tinggi pada jenjang SMA saja.
7. Peran Pemerintah Sangat Dominan
Contoh : Bekerjasama dengan organisasi APEC untuk dana TIK dalam pendidikan
Tidak Optimal
Contoh: Kurikulum TIK yang belum begitu baik, organisasi jaringan yang hanya untuk akses pengajar saja.
8. Sarana, alat, dan Fasilitas Belajar di kelas Setiap kelas terkoneksi internet dengan kecepatan 6-10 Mbps mulai tahun 1997.
5 siswa 1 PC laptop/PDA.
1 sekolah  1 departemen ICT.
 Ada pendidikan karir untuk guru ICT.
Jaringan internet Terbatas bahkan lambat sekali.
1 kelas 1 PC laptop/Proyektor.
Guru TIK kadang tidak Berkualifikasi pendidikan TIK .
9. Ranking dunia pemakaian TIK dalam pendidikan Urutan 10 dalam top 10 negara pengaplikasi TIK versi IDI (ICT development Indeks) tahun 2010.
Peringkat ke 1 dalam PISA tahun 2009.
Pemenang UNESCO Raja Hamad Bin Isa Al-Khalifa Prize tahun 2006.
Peringkat ke 53 dalam penerapan e-learning versi elearning readiness rankings tahun 2009.
Peringkat ke 73 dalam pemakain jaringan internet dalam pendidikan versi networking world tahun 2004.
10. Kepemilikan Website dan email Setiap warga negara wajib memiliki 1 akun website dan email pada jejaring pendidikan yang telah disediakan pemerintah terutama untuk para guru dan pelajar. Tidak ada ada kewajiban punya akun dan email.
Penggunaan jejaring sosial pada masyarakat indonesia sangat  tinggi pada aspek  jejaring Pertemanan saja.

Pembahasan :
Di Indonesia yang notabenenya sebagai negara berkembang dimana ketersediaan infrastruktur komunikasi yang masih minim mengakibatkan kesempatan setiap orang untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan menjadi terbatas. Ketersediaan infrastruktur ini sangat terasa di daerah-daerah yang proses memperoleh informasinya masih terbatas. Hal ini dikarenakan di Indonesia penyebaran teknologi informasi dan komunikasi belum merata, sekarang ini hanya di kota-kota besar sajalah yang sudah dengan mudah menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Dengan demikian perkembangan pendidikan pun menjadi terhambat dan juga tidak merata. Salah satu wadah yang dirasa paling berperan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia saat ini adalah internet. Di Indonesia terutama yang berada di kota-kota besar sudah banyak masyarakat yang mempunyai akses internet, sehingga pemanfaatan internet sebagai salah satu media pembelajaran dan pencarian informasi dan pengetahuan dapat lebih maksimal walaupun akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dapat dirasakan semua orang.
Pemerintah diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang penyampaian proses informasinya masih minim dan tidak hanya fokus pada daerah atau kota-kota besar saja seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, karena pada kenyataannya peran daerah dalam mendukung perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pendidikan di Indonesia sangatlah penting.
            Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima dan didapatkan dengan mudah dan cepat. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan komunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Di Korea Selatan, sejak pendidikan komputer pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970, pemerintah Korea telah membentuk suatu usaha penyesuaian pendidikan dengan perkembangan waktu. Memberikan perubahan aliran-aliran sosial, sejalan denngan pemahaman baru bahwa pendidikan da budaya berlangsung sesuai perkembangan sosial dan persaingan global. Penyesuaian pendidikan sesuai dengan perkembangan waktu diserahkan untuk mengubah seluruh sistem pendidikan yaitu, infrastruktur fisik, keterlibatan dalam berorgaisasi, suasana ruang kelas dan pemikiran manusia. Spesifikasi dari sumber penghasilan manusia berdasarkan pada pendidikan sosial meliputi: keterampilan berfikir kreatif, Pembentukan diri pada pendidikan seumur hidup, efektivitas menganalisis informasi, cara dalam memecahkan masalah dan efektivitas dan responsibilitas dalam memecahkan suatu masalah.
            Berdasarkan hasil penelitian 2006 tentang Program Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, Korea Selatan menempati urutan pertama dalam pemecahan masalah, urutan ketiga dalam matematika dan urutan kesebelas pada bidang sains. Teknologi pada pendidikan di Korea juga dikembangkan hingga ke seluruh daratan Korea dengan membuat jaringan akses internet berkecepatan tinggi di sekolah dasar dan lanjutan. Pemerintah Korea melalui Kementerian Pendidikan juga memberikan beasiswa bagi siswa-siswi yang berasal dari luar Korea hingga mencapai 100.000 siswa pertahun. Sedangkan menurut economiest Intelligent Unithttp_e learning_readiness_rankings.pdf) korea selatan menduduki peringkat ke lima dari 60 negara yang menggunakan ICT dalam bidang pendidikan dimana penerapan ict mereka yang menyeluruh serta tanpa batasan apapun sehingga kegiatan pendidikan berjalan maksimal serta berbasis full ICT. Dimana setiap rumah diadakan jaringan internet ultra high-speed dan jumlah pemakainya melebihi 10 juta pada November 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar